BengkuluVoice.com, Kepahiang – Berbagai upaya terus dilakukan Puskesmas Kelobak Kecamatan Kepahiang dalam mencegah atau menekan angka stunting. Diantaranya dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait pola hidup sehat serta rutin memantau perkembangan ibu hamil (Bumil) dan balita.
Seperti dikemukakan Kepala Puskesmas Kelobak, dr Febi Nur Sanda, pihaknya telah menginstruksikan seluruh kader kesehatan maupun bidan desa untuk melakukan pendataan dan pemantauan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita di wilayah kerjanya.
“Kita ada binaan wilayah, petugas kita itu melakukan pembinaan terhadap beberapa KK di setiap wilayah, mereka yang melakukan pendataan berapa ibu hamil dan berapa balita yang usianya di bawah 3 tahun, jika ada balita yang berat badannya tidak sesuai dengan usianya maka akan kita kejar dengan pemberian makanan tambahan, dan juga jika ada balita yang tidak ikut posyandu akan kita datangi ke rumahnya langsung, ” terang Febi, Kamis (06/02/2020).
Febi menjelaskan, tidak semua orang benar dalam menilai stunting karena stunting atau tidaknya harus dilakukan pemeriksaan dimulai dari kesesuaian berat badan dengan usia hingga perkembangan daya tangkap balita.
“Selama ini orang kerdil langsung dianggap stunting padahal bukan itu saja tolak ukurnya melainkan harus melihat kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan dan usia, karena walaupun kerdil kalau berat badannya sesuai dengan tinggi badan dan usia serta daya tangkapnya cepat itu bukan stunting melainkan faktor keturunan,” ungkapnya.
Dikatakan, sejauh ini ia belum bisa memastikan berapa angka stunting di wilayah kerjanya terkait dirinya menjabat sebagai Kepala Puskesmas Kelobak di awal tahun 2020. Kendati pun demikian, ia akan akan turun langsung untuk mengecek angka stunting di wilayah kerjanya.
“Saya baru disini jadi saya belum bisa memberikan data persisnya, tetapi yang jelas sebagai dokter saya akan terjun langsung untuk mengkroscek berapa angka stunting sebenarnya, ” ujar Febi.(hbv)