BengkuluVoice.com, Kepahiang – Perwakilan Desa Air Hitam dan Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas mendatangi DPRD Kepahiang, Senin (25/11/2019). Tujuannya, meminta pertimbangan DPRD Kepahiang soal banjir yang sering melanda desa.
Kades Tanjung Alam, Feri mengungkapkan kedatangan mereka untuk meminta bantuan anggota DPRD mempertemukan dengan pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi dan pihak PLTA Musi.
“Kami bersyukur sudah mendapat bantuan yang diberikan akibat bencana banjir yang melanda desa kami beberapa hari lalu, namun itu tidak maksimal karena bantuan yang kami terima hanya sembako, supermie dan lain-lain. Kami berharap dewan bisa membantu kami bertemu dengan pemerintah daerah (Kabupaten dan Provinsi Bengkulu) juga pihak PLTA Musi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, desa yang sering banjir ada empat desa yakni Desa Tanjung Alam, Air hitam, Suro Bali dan dan Desa Cugung Lalang. “Secara keseluruhan ada empat desa yang terdampak banjir,” jelas Feri.
Menanggapi itu, Wakil Ketua I DPRD Kepahiang Andrian Defandra mengatakan, pemerintah daerah khususnya DPRD sudah pernah menganggarkan pembangunan jembatan Tanjung Alam pada 2016. Tetapi, adanya aturan pengurangan anggaran hingga 10 persen terhadap dana perimbangan dari pemerintah pusat maka jembatan itu dirasionalisasi.
“Mungkin kades masih ingat pada waktu itu kita gotong royong dengan dana pribadi memperbaiki jembatan, dan pada 2017 jembatan ini dianggarkan lagi tetapi ditunda karena lelang yang terlambat. Jembatan Tanjung Alam itu masuk aset provinsi,” terang Andrian.
Kemudian Ketua DPRD Windra Purnawan mengatakan segera meminta Sekretaris DPRD untuk menjadwalkan hearing dengan Pemkab Kepahiang, BPBD Kepahiang, pihak PLTA Musi dan warga yang terdampak banjir.
“Kita akan duduk bersama membahas pascabencana yang utamanya di Tanjung Alam dan Air Hitam,” ucap Windra.(bvc)